Selasa, 08 Mei 2012

KARKAS AYAM

Karkas Ayam

Menurut Moutney (1976), daging ayam merupakan sumber protein yang berkualitas tinggi dan mengandung vitamin B kompleks, sumber asam lemak yang baik dan asam amino esensial serta merupakan sumber mineral yang lengkap. Selain itu serat-serat dagingnya empuk, mudah dikunyah dan dicerna serta mempunyai pontensi rasa yang khas yang umum disukai. Jackson et al., (1982) mendefinisikan karkas sebagai bobot potong ayam tanpa darah, bulu, kepala, leher, kaki, lemak abdomen dan organ dalam.
Lemak abdomen merupakan lemak yang terdapat pada bagian tubuh ayam disekitar perut, sedangkan Muchtadi dan Sugiyono (1992), menyatakan bahwa karkas mrupakan bagian dari sebuah unggas tanpa darah, bulu, kepala, kaki, leher, leher dan organ dalam. Natawihardja (1991), menyatakan bahwa jumlah lemak abdominal sangat dipengaruhi oleh imbangan energi dan protein dalam ransum. Semakin luas imbangan antara energi dan protein akan diikuti dengan semakin tinggi lemak tubuh yang dihasilkan dan sebaliknya apabila imbangan antara energi dan protein sempit akan menghasilkan lemak tubuh yang rendah.
Nilai komersial dari karkas pada umumnya tergantung pada ukuran, struktur dan komposisinya di mana sifat-sifat stuktural karkas komersial yang utama adalah bobot, proporsi jaringan-jaringan karkas, ketebalan lemak, komposisi komposisi kimia serta penampilan luar dari jaringan tersebut serta kualitas dagingnya (Kempster, 1982). Phillips (2001), menambahkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi karkas.

Kriteria Karkas yang Baik

Cara mengetahui ciri-ciri karkas daging ayam sehat yaitu kulit berwarna putih bersih dan mengkilat dan tidak dijumpai memar, bau spesifik daging ayam, pembuluh darah diseluruh tubuh tidak terlihat, serabut otot berwarna agak pucat bekas tempat pemotongan di leher regangannya besar dan tidak merata, konformasi sempurna dan tidak dijumpai cacat, dijual pada tempat-tempat yang memakai pendingin dan penutup, bersih dari kotoran, dan tidak dijumpai bulu jarum pada karkas atau daging ayam. Kualitas karkas dapat meningkat dengan penambahan 0,15% antibiotik ditambah 0,2% asam organik dalam ransum basal sebesar 0,10% dibanding dengan ransum kontrol (Denli et al., 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar