Rabu, 09 Mei 2012

BAHAN PAKAN SUMBER ENERGI

Bahan pakan sumber energi .

Bahan pakan sumber energi mengandung
1.    karbohidrat ( pati ) relative tinggi dibandingkan zat –zat makanan lainnya .
2.     kandungan protein sekitar 10%. Bahan pakan yang termasuk golongan tersebut yang pada umumnya digunakan sebagai bahan pakan peternak ayam di Indonesia . yaitu:
a)    Jagung kuning .
b)     dedak padi .
c)    ubi kayu .
d)    sorghum( cantel ) dan lain-lainnya.
1. Jagung
Penggunaan jagung bagi pakan ternak terutama unggas rata-rata berkisar 45-55% porsinya. Hal ini karena jagung mempunyai banyak keunggulan di bandingkan bahan baku lainnya. Dua diantara keunggulan jagung adalah kandungan energinya yang bisa mencapai 3350 kcal/kg (NRC 1994) dan xantophil yang cukup tinggi. Dari sisi asam amino jagung dipandang sebagai bahan yang cukup kaya akan methionine (rasio) sehingga kombinasi jagung dengan sumber lysine seperti Soybean Meal dirasa cukup baik dalam penyusunan ransum. Namun demikian, kandungan energi, xantophil dan asam amino jagung sebenarnya di pengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu contoh adalah kadar air, semakin tinggi kadar air jagung maka semakin rendah kandungan energi di dalamnya.
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan.

     Kandungan nutrisi jagung :
  •  Bahan kering  : 75 – 90 %
  • Serat kasar     : 2,0 %
  • Protein kasar   : 8,9 %
  • Lemak kasar   : 3,5 %
  • Energi gross    : 3918 Kkal/kg
  • Niacin             : 26,3 mg/kg
  • TDN               : 82 %
  • Calcium           : 0,02 %
  • Fosfor              : 3000 IU/kg
  • Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
  • Riboflavin         : 1,3 mg/kg
  • Tiamin              : 3,6 mg/kg
2. Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol (bioetanol). Sorgum merupakan merupakan salah satu komoditi unggulan untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan energi, karena keduanya dapat diintegrasikan proses budidayanya dalam satu dimensi waktu dan ruang Kandungan nutrisi sorgum yaitu :
Tabel 1. Kandungan nutrisi sorgum dibanding sumber pangan lain yaitu :

Unsur Nutrisi    Kandungan/100 g
Sorgum
Kalori (cal)           332
Protein (g)            11.0
Lemak (g)            3.3
Karbohidrat (g)    73.0
Kalsium (mg)       28.0
Besi (mg)             4.4
Posfor (mg)         287
Vit. B1 (mg)        0.38
Sumber: DEPKES RI., Direktorat Gizi (1992).

3. UBI KAYU
Singkong (ubi kayu) sebagai bahan makanan memang tidak pernah dimakan dalam bentuk mentah sebagaimana ubi manis. Secara fisik, apabila ubi kayu dibuka kulitnya dan dibiarkan, tidak segera digoreng atau direbus, maka akan berubah warna menjadi kebiru-biruan. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu zat yang perlu diperhatikan secara serius. Namun apabila ubi kayu t digoreng, dibakar atau direbus, maka zat yang kebiru-biruan tersebut akan punah. Oleh karena itu diperlukan proses tertentu sebelum ubi kayu digunakan.
            Kandungan energi  ubi kayu ± 2970 Kkal/kg, mengalahkan energi dalam dedak, kacang kedelai dan bungkil kelapa. Oleh karena itu ubi kayu banyak diberikan kepada unggas pedaging yang memang memerlukan energi tinggi, seperti : ayam broiler, bebek, angsa dan sejenisnya, tetapi tidak diperlukan untuk anggas petelur.
Tabel 1. Komposisi Ubi Kayu (per 100 gram bahan)
KOMPONEN    KADAR
Kalori              146,00 kal
Air                   62,50 gram
Phosphor         40,00 mg
Karbohidrat     34,00 gram
Kalsium           33,00 mg
Vitamin C        30,00 mg
Protein            1,20 gram
Besi                0,70 mg
Lemak            0,30 gram
Vitamin B1      0,06 mg
Berat dapat dimakan     75,00

4. BEKATUL
Banyak orang menggambarkan bekatul sebagai limbah dengan bau tengik, apek, dan asam. Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena bekatul memiliki karakteristik cita rasa yang lembut dan agak manis. Bau tidak sedap akan muncul jika bekatul mulai mengalami kerusakan. Bekatul mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu 51-55 g/100 g. Kandungan karbohidrat merupakan bagian dari endosperma beras karena kulit ari sangat tipis dan menyatu dengan endosperma. Kehadiran karbohidrat ini sangat menguntungkan karena membuat bekatul dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Kandungan protein pada bekatul juga sangat baik, yaitu 11-13 g/100 g. Dibandingkan dengan telur, nilai protein bekatul memang kalah, tapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, biji kapas, jagung, dan tepung terigu.
Dibandingkan dengan beras, bekatul memiliki kandungan asam amino lisin yang lebih tinggi. Zat gizi lain yang menonjol pada bekatul beras adalah lemak, kadarnya mencapai 10-20 g/100 g. Minyak yang diperoleh dari bekatul dapat digunakan sebagai salah satu minyak makan yang terbaik di antara minyak yang ada, dan sudah dijual secara komersial di beberapa negara.

Keunggulan dari minyak bekatul untuk menurunkan kolesterol. Bekatul beras juga kaya akan vitamin B kompleks dan vitamin E. Vitamin B kompleks sangat dibutuhkan sebagai komponen pembangun tubuh, sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang sangat kuat.

Selain itu, bekatul merupakan sumber mineral yang sangat baik, setiap 100 gramnya mengandung kalsium 500700 mg, magnesium 600-700 mg, dan fosfor 1.000-2.200 mg.

Mempunyai kandungan nutrisi yang sedikit berbeda dengan dedak kasar. Kandungan nutrisi dari bekatul adalah energi metabolisme sebesar 1.630 Kkl/kg. protein kasar 10,8%, lemak kasar 2,9% dan serat kasar 4,9%..

5. Dedak halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi  tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak.
     Kandungan nutrisi dedak :
  • Bahan kering      : 91,0 %
  • Protein kasar      : 13,5 %
  • Lemak kasar      : 0,6 %
  • Serat kasar         : 13.0 %
  • Energi metabolis : 1890,0 kal/kg
  • Calcium              : 0,1 %
  • Total Fosfor        : 1,7 %
  • Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg
  • Riboflavin            : 3,0 mg/kg
  • Tiamin                  : 22,8 mg/kg
6. Bungkil Kacang Kedelai
Selain sebagai bahan pembuat tempe dan tahu, kacang kedele mentah mengandung “penghambat trypsin” yang harus dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai.

     Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai :
  • Protein kasar      : 42 – 50 %
  • Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg
  • Serat kasar         : 6 %
Yang menjadi faktor pembatas pada penggunaan kedelai ini adalah asam amino metionin.

7. Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri.
Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah :
•    Bahan kering : 91,5 %
•    Protein kasar : 47,0 %
•    Lemak kasar : 1,2 %
•    Serat kasar    : 13,1 %
•    Energi metabolis : 2200 Kal/kg

Kadar metionin, triptofan, treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun Aspergillus flavus.

8. Minyak Nabati
Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %.

9. BUNGKIL KELAPA
Bungkil Kelapa Merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa
Kandungan protein cukup tinggisekitar 21,6%
Energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.
Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklatterang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat teranginilah yang kita pilih
Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harushati-hati dalam menyimpannya

10.     hasil ikutan penggilingan padi .
Hasil ikutan penggilingan padi, berupa dedak halus.dedak lunteh dan bekatul. Semua ini merupakan bahan pakan sumber energi karena mengandung karbohidrat tinggi, Bekatul merupakan bahan kedua setelah jagung sebagai bahan campuran pakan ayam .Hal ini disebabkan bahan pakan tersebut berlimpah, murah dan zat-zat makanan yang tinggi . kelemahan sebagai hasil sampingan produk pertanian ini ,kandungan serat kasar dan lemaknya tinggi. Bekatul dan dedak mengandung Pitat dalam ikatan fosfor pitat sehingga daya cernanya rendah Mudah tengik ,dan menganggu penyerpan kalsium. Oleh karena itu pengunaan harus dibatasi 30% . sebagai bahan pakan ayam petarung,pengunaan sampai 80% asal ditambahkan Vitamin dan Mineral ( Premix ).

Pakan tambahan:
  • Beras merah .
Beras merah memiliki kandungan yang lebih baik dibandingkan beras putih .. Beras Merah sangat mendukung pertumbuhan karena zat besinya tinggi. Juga mendukung kecerdasan , dan karbohidartnya rendah,
Kandungan zat besi (ferro = Fe) beras merah adalah 4,61 mg/100 gram, sedangkan beras putih hanya 0,13 mg, . Kandungan zat seng (Zinkum=Zn) 8,30 mg/100 gram, sedangkan beras putih 0,6 . Kandungan karbohidrat, paling rendah yakni 71,34 persen sedangkan beras putih 80 persen .( informasi dari peneliti UGM ). Kekuranganya adalah , harus diimbangi dengan protein hewani atau sumber protein hewani atau bahan sumber asam amino esensial.

11. hasil pengolahan produk pertanian lainnya .
Banyak hasil ikutan pengolahan hasil pertanian yang dapat digunakan sebagai sumber enegi, contohnya dedak jagung.dedak gandum.tepung ampas tapioka, tepung ampas tahu.tepung ampas ketan hitam, dan tepung ampas brem. Bahan pakan tersebut diatas bukan sebagai bahan utama karena keterbatasan dalam pengadaan atau karena kandungan zat-zat makananya rendah.

Selasa, 08 Mei 2012

KARKAS AYAM

Karkas Ayam

Menurut Moutney (1976), daging ayam merupakan sumber protein yang berkualitas tinggi dan mengandung vitamin B kompleks, sumber asam lemak yang baik dan asam amino esensial serta merupakan sumber mineral yang lengkap. Selain itu serat-serat dagingnya empuk, mudah dikunyah dan dicerna serta mempunyai pontensi rasa yang khas yang umum disukai. Jackson et al., (1982) mendefinisikan karkas sebagai bobot potong ayam tanpa darah, bulu, kepala, leher, kaki, lemak abdomen dan organ dalam.
Lemak abdomen merupakan lemak yang terdapat pada bagian tubuh ayam disekitar perut, sedangkan Muchtadi dan Sugiyono (1992), menyatakan bahwa karkas mrupakan bagian dari sebuah unggas tanpa darah, bulu, kepala, kaki, leher, leher dan organ dalam. Natawihardja (1991), menyatakan bahwa jumlah lemak abdominal sangat dipengaruhi oleh imbangan energi dan protein dalam ransum. Semakin luas imbangan antara energi dan protein akan diikuti dengan semakin tinggi lemak tubuh yang dihasilkan dan sebaliknya apabila imbangan antara energi dan protein sempit akan menghasilkan lemak tubuh yang rendah.
Nilai komersial dari karkas pada umumnya tergantung pada ukuran, struktur dan komposisinya di mana sifat-sifat stuktural karkas komersial yang utama adalah bobot, proporsi jaringan-jaringan karkas, ketebalan lemak, komposisi komposisi kimia serta penampilan luar dari jaringan tersebut serta kualitas dagingnya (Kempster, 1982). Phillips (2001), menambahkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi karkas.

Kriteria Karkas yang Baik

Cara mengetahui ciri-ciri karkas daging ayam sehat yaitu kulit berwarna putih bersih dan mengkilat dan tidak dijumpai memar, bau spesifik daging ayam, pembuluh darah diseluruh tubuh tidak terlihat, serabut otot berwarna agak pucat bekas tempat pemotongan di leher regangannya besar dan tidak merata, konformasi sempurna dan tidak dijumpai cacat, dijual pada tempat-tempat yang memakai pendingin dan penutup, bersih dari kotoran, dan tidak dijumpai bulu jarum pada karkas atau daging ayam. Kualitas karkas dapat meningkat dengan penambahan 0,15% antibiotik ditambah 0,2% asam organik dalam ransum basal sebesar 0,10% dibanding dengan ransum kontrol (Denli et al., 2003).

Senin, 07 Mei 2012

LAPORAN ELEKTROFORESIS PROTEIN

LAPORAN ELEKTROFORESIS PROTEIN
PRAKTIKUM PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

OLEH

M.ISRO IROJAB
NIM : B1D 010 113


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS  MATARAM
2011


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

      Elektroforesis merupakan metode yang sudah dipakai oleh banyak peneliti terutama  peneliti  yang  berkaitan  dengan  genetika  ataupun  molecular.  Seiring dengan  kemajuan  zaman  yang  semakin  pesat  dinegara-negara  berkembang  akan selalu  diikuti  pula  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan  yang  semakin  marak dibidang  teknologi.  Salah  satu  diantaranya  adalah  pengembangan  di  bidang Biologi Molekul. Bidang  ilmu  pengetahuan Bidang Molekuler  ini  telah  dimulai pada akhir abad ke 19, setelah metode elektroforesis ditemukan dan dipakai untuk menganalisa  berbagai  kegiatan  penelitian  di  bidang  Kimia,  Biologi  (Genetika, Taksonomi dan Bio-sistematik).
     Metode elektroforesis mulai berkembang akhir abad ke-19 setelah ditemukan penelitian yang menunjukkan adanya penelitian yang menunjukkan adanya efek dari listrik  terhadap partikel-partikel atau molekul-molekul yang bermuatan listrik, dalam hal  ini  termasuk  juga  protein.  Elektroforesis  berasal  dari  bahasa  Yunani  yang mempunyai  arti  transport  atau  perpindahan  melalui  partikelpartikel  listrik. Metode elekroforesis  telah  digunakan  dan  dikembangkan  didalam  teknik  analisa  untuk penelitian di bidang biologi dan genetika. Metode  tersebut berkembang sangat pesat sekali  di  zaman  kemajuan  teknologi,  disebabkan  karena  pengerjaannya  sangat sederhana  dan  sangat  mudah.  Di  dalam  ilmu  biologi  maupun  biologi  molekuler, metode elektrorofesis banyak digunakan untuk taksonomi, sistematik dan genetik dari hewan ataupun tumbuhan. 

B.    Tujuan dan Manfaat Praktikum

1.    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yaitu :
•    Untuk  mengetahui  alat-alat  yang  digunakan  dalam  proses  elektroforesis dan cara penggunaanya.


TINJAUAN PUSTAKA

Elektroforesis  merupakan  proses  bergeraknya  molekul  bermuatan  pada suatu  medan  listrik.  Kecepatan  molekul  yang  bergerak  pada  medan  listrik tergantung  pada  muatan,  bentuk  dan  ukuran.  Dengan  demikian  elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat).Posisi molekul yang  terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi,  ataupun  dilakukan  kuantifikasi  dengan  densitometer. Elektroforesis untuk  makromolekul  memerlukan  matriks  penyangga  untuk mencegah  terjadinya difusi  karena  timbulnya  panas  dari  arus  listrik  yang digunakan. Elektroforesis  biasanya  memerlukan  media  penyangga  sebagai  tempat bemigrasinya  molekul-mulekul  biologi.  Media  penyangganya  bermacam-macam tergantung pada tujuan dan bahan yang akan dianalisa. Media penyangga yang sering dipakai  dalam  elektroforesis  antara  lain  yaitu  kertas,  selulose,  asetat  dan  gel.  Gel poliakrilamid  dan  agarosa  merupakan  matriks  penyangga  yang  banyak  dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat.  Beberapa faktor mempengaruhi kecepatan migrasi dari molekul protein yakni:  (Soedarmadji, 1996)
1.    Ukuran molekul protein
Migrasi  molekul  protein  berukuran  besar  lebih  lambat  daripada  migrasi molekul berukuran kecil.
2.    Konsentrasi gel
Migrasi molekul  protein  pada gel  berkosentrasi  rendah  lebih  cepat  daripada migrasi molekul protein yang sama pada gel berkosentrasi tinggi.
3.    Bufer (penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena  ion sebagai pembawa protein yang bermuatan. Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas sehingga aliran  listrik  menjadi  maksimal.  Hal  ini  dapat  mempercepat  gerakan molekul protein. Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas sehingga aliran listrik akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat.
4.    Medium penyangga
Medium pendukung ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang bersifat relatif stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai  migrasi  elektron  atau  penyaringan  berdasarkan  ukuran  molekulseperti gel poliakrilamid (Sudarmadji, 1996).
5.    Kekuatan voltase
•    Jika  ukuran  pori  dari  medium  kira-kira  sama  dengan  molekul,  maka molekul  yang  lebih  kecil  akan  berpindah  lebih  bebas  di  dalam  medan listrik,  sedangkan  molekul  yang  lebih  besar  akan  dibatasi  dalam migrasinya.  Besarnya  pori-pori  dapat  diatur  dengan  mengubah konsentrasi  penyusun  gel  poliakrilamidnya  yaitu  akrilamid  dan bisakrilamid
•    Voltase  yang  dipakai  rendah  (100-500)  V,  kecepatan  migrasi  molekul sebanding dengan tingginya voltase yang digunakan.
•    Voltase yang dipakai tinggi (500-10000) V, mobolitas molekul meningkat secara lebih tajam dan digunakan untuk memisahkan senyawa dengan BM rendah  serta  jenis  arus  yang  dipakai  selalu  harus  searah  (bukan  bolak balik).
6.    Temperatur medium disaat proses elektroforesis berlangsung. Jika temperatur tinggi  akan mempercepat  proses  bermigrasinya  protein  dan  sebaliknya  jika temperatur rendah akan mengurangi kekuatan bermigrasinya protein.Pada saat elektroforesis berlangsung, protein akan bergerak dari elektroda negatif menuju elektroda positif sampai pada jarak tertentu pada gel poliakrilamid tergantung pada berat molekulnya. Semakin  rendah berat molekulnya maka  semakin  jauh pula protein bergerak  atau mobilitasnya  tinggi. Sebaliknya protein dengan berat molekul lebih  besar  akan  bergerak  pada  jarak  yang  lebih  pendek  atau mobilitasnya  rendah (Sumitro et al., 1996).  Hasil  elektroforesis  akan  didapatkan  pita-pita  protein  yang  terpisahkan berdasarkan  berat molekulnya.  Tebal  tipisnya  pita  yang  terbentuk  dari  pita  protein menunjukkan  kandungan  atau  banyaknya  protein  yang  mempunyai  berat  molekul yang  sama  yang  berada  pada posisi  pita  yang  sama. Hal  ini  sejalan  dengan  prinsippergerakan molekul  bermuatan,  yakni molekul  bermuatan  dapat  bergerak  bebas  di bawah pengaruh medan  listrik, molekul dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona atau pita yang sama atau berdekatan (Soedarmadji, 1996).

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Materi praktikum

1.    Alat dan Bahan Praktikum.
    Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu :
•    Tabung  eppendorf.
•    Mikropipet.
•    Cetakan gel 20x16x1 cm3.
•    Valcon
•    Meja pendingin
•    Gloves   


2.     Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
•    Saparation gel komponen.
•    Acrylamide 30% .
•    4x separation buffer.
•    50% glycerol.
•    Air seteril.
•    10% APS/ammonium persulpat.



Metode Praktikum
Adapaun metode yang digunakam dalam praktikum ini yaitu :
•    Siapkan buffer,air seteril.
•    Semua bahan dicampur dalam 1 campuran.
•    Masukkan dalam cetakan.
•    Mengambil bahan dan masukkan dalam vacuum
•    Mengambil 4x separation buffer ,50%glicerol, air seteril
•    Semprotkan dengan pipet kedalam cetakan.
•    Tunggu selama 15 menit baru dimasukkan ke 2.
•    Masukkan lapisan ke 2.
•    Lepas dari penjepit dan ambil sisirnya.
•    Masukkan dalam dump yang berisi buffer.
•    Menyiapkan sampel .
•    Sebelumnya sampel dicampur dalam evendorf kosong , sama 2x sampel buffer tergantung kebutuhan.
•    Dan diruning selama 3 jam dan 10 voult baru dikeluarkan.
•    Pengecetan peronit setelah dari elektroporesis dengan mengkumasi berlian blue cuci dengan cairan methanol,akuades,asam asetat.

Tempat dan Tanggal Praktikum

Tempat Praktikum
    Adapun tempat praktikum Pengantar Bioteknologi dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

Tanggal Praktikum
    Adapun tanggal dilaksanakan praktikum Pengantar Bioteknologi  ini pada hari Rabu, 30 November 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
Dari hasil praktikum yang dilakukan terdapat


1.    Pembuatan gel
Cara  pembuatan  gel  adalah  dengan  melarutkan  gel  bubuk  yang  khusus digunakan  untuk  elktroforesis  pada  erlenmeyer,  kemudian  di  cetak  pada  cetakan khusus yang telah disediakan dan ditunggu hingga kering.  Dalam pembuatan agar, proporsi campuran antara agar dan pelarutnya harus sesuai, karena kalau tidak maka substratnya tidak akan dapat berjalan .

2.    Penempatan sampel
Gel dilepaskan dari cetakan gel dengan cara mengiris keliling tepi gel dengan menggunakan  pisau.  Bagian  ujung  gel  diiris  atau  dibuat  sumuran  dengan  cetakan khusus  kira 2 cm dari salah satu tepi yaitu dari arah katoda yang sebagai penyimpan ekstrak  enzim. Ekstar enzim yang  akan diuji dikeluarkan dari  freezer dan dibiarkan sebentar  hingga  mencair.  Pengambilan  ekstrak  enzim  dilakukan  dengan  cara mencelupkan kertas saring berukuran 6 x 15 mm ke ekstrak enzim atau dengan pipt mikro.  Potongan  kertas  saring  yang  telah  berisi  ekstrak  enzim  diletakkan  dengan posisi tegak lurus ke celah irisan gel. Jarak anatra celah 1-1.5 mm. Sebagai indikator adanya pergerakan maka celah irisan gel tersebut diberikan sedikit biru brom fenol.
3.    Proses Elektroforesis
Gel  yang  telah  siap  kemudian  diletakkan  secara  horizontal  diatas  kotak elektroforis  yang  telah  berisi  larutan  penyangga  elektroda.  Proses  ini  dilakukan  di  dalam  lemari  pendingin  dengan  suhu  40C.  Kedua  sisi  gel  diberi  spons  yang  telah  dibasahi  dengan  larutan  penyangga  elektroda  sebagai  jembatan  anatar  larutanpenyangga elektroda dengan gel. Setelah itu gel ditutup dengan plastik dan di atas gel tersebut  diberi  gel  yang  dingin.  Proses  elekrofororsis  dijalankan  dengan  memberi daya  listrik  pada  gel. Pemberian  daya  listrik  disesuaikan  dengan  sampel  yang  akan digunakan, misalnya sebesar 50-70  A, 50-60  A atau 45-55  A selama kurang lebih 3  jam. Setelah  terlihat bahwa biru brom  fenol mencapai  titik yang berjarak ± 3  cm dari ujung gel, maka proses elekrofororsis dihentikan. Bagian gel yang tidak terpakai  dipotong,  sedangkan  potongan  gel  yang  menjadi  tempat migrasi  enzim  diiris  tipis secara  horizontal  dengan  menggunakan  gergaji  yang  berkawat  tipis.  Gel  diiris menjadi beberapa lembar gel yang kemudian setiap lembar gel yang diletakkan dalam wadah plastik, untuk selanjutnya diwarnai sesuia enzim yang akan dianalisis.

4.    Metode Analisis
Dalam hal  ini cara menganalisa hasil pita dari elektroforosis  tersebut  sangat tergantung dari topik apa yang akan diteliti. Hasil visualisasi enzim berupa binti atau noda yang disebut pola pita  (bandmorp). Macam pola pita dibedakan  atas  tipe pola pita  yang  terbentuk.  Semua  tipe  pola  pita  yang  terbentuk  diinterpretasikan  sebagai lokus  isozim  dan  alel  yang  kemudian  dijadikan  dasar  dalam  pengukuran  parameter yanga da dalam suatu populasi. 

PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
Elektroforesis  merupakan  proses  bergeraknya  molekul  bermuatan  pada suatu  medan  listrik.  Kecepatan  molekul  yang  bergerak  pada  medan  listrik tergantung  pada  muatan,  bentuk  dan  ukuran.  Dengan  demikian  elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat). Posisi molekul yang  terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi,  ataupun  dilakukan  kuantifikasi  dengan  densitometer.
Elektroforesis  untuk  makromolekul  memerlukan  matriks  penyangga  untuk mencegah  terjadinya  difusi  karena  timbulnya  panas  dari  arus  listrik  yang digunakan.  Gel  poliakrilamid  dan  agarosa  merupakan  matriks  penyangga  yang banyak  dipakai  untuk  separasi  protein  dan  asam  nukleat.  Elektroforesis  yang dibahas di bawah  ini menggunakan matriks berupa gel poliakrilamida  (PAGE = polyacrilamida  gel  electrophoresis)  untuk  separasi  sampel  protein.  Banyak molekul  biologi  bermuatan  listrik  yang  besarnya  tergantung  pada  pH  dan komposisi medium  dimana molekul  biologi  tersebut  terlarut. Bila  berada  dalam suatu  medan  listrik,  molekul  biologi  yang  bermuatan  positif  akan  bermigrasi keelektroda  negatif  dan  sebaliknya.  Prinsip  inilah  yang  dipakai  dalam  elektroforesis untuk memisahkan molekulmolekul berdasarkan muatannya. 

Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikum dilakukan oleh praktikan  sendiri  dan  dilakukan  proses  elektroforesis  yang  sebenarnya  supaya praktikan lebih mengetahi cara menggunakan metode elektroforesis.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI. Nomor 1.   Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Osenologi LIPI, Jakarta.
Sudarmadji,  S.,  1996.  Teknik  Analisa  Biokimiawi.  Edisi  Pertama.Liberty.Yogyakarta.
Sumitro,  S.  B,  Fatchiyah,  Rahayu,  Widyarti,  dan  Arumningtyas.  1996.  Kursus Teknik-Teknik  Dasar  Analisis  Protein  dan  DNA.  Jurusan  Biologi  FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.
Zubay,  G.  L.  1989.  Biochemistry  2nd  Edition. Mcmillan  Publishing  Coorporation.New York