Bahan pakan sumber energi mengandung
1. karbohidrat ( pati ) relative tinggi dibandingkan zat –zat makanan lainnya .
2. kandungan protein sekitar 10%. Bahan pakan yang termasuk golongan tersebut yang pada umumnya digunakan sebagai bahan pakan peternak ayam di Indonesia . yaitu:
a) Jagung kuning .
b) dedak padi .
c) ubi kayu .
d) sorghum( cantel ) dan lain-lainnya.
1. Jagung
Penggunaan jagung bagi pakan ternak terutama unggas rata-rata berkisar 45-55% porsinya. Hal ini karena jagung mempunyai banyak keunggulan di bandingkan bahan baku lainnya. Dua diantara keunggulan jagung adalah kandungan energinya yang bisa mencapai 3350 kcal/kg (NRC 1994) dan xantophil yang cukup tinggi. Dari sisi asam amino jagung dipandang sebagai bahan yang cukup kaya akan methionine (rasio) sehingga kombinasi jagung dengan sumber lysine seperti Soybean Meal dirasa cukup baik dalam penyusunan ransum. Namun demikian, kandungan energi, xantophil dan asam amino jagung sebenarnya di pengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu contoh adalah kadar air, semakin tinggi kadar air jagung maka semakin rendah kandungan energi di dalamnya.
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan.
Kandungan nutrisi jagung :
- Bahan kering : 75 – 90 %
- Serat kasar : 2,0 %
- Protein kasar : 8,9 %
- Lemak kasar : 3,5 %
- Energi gross : 3918 Kkal/kg
- Niacin : 26,3 mg/kg
- TDN : 82 %
- Calcium : 0,02 %
- Fosfor : 3000 IU/kg
- Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
- Riboflavin : 1,3 mg/kg
- Tiamin : 3,6 mg/kg
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol (bioetanol). Sorgum merupakan merupakan salah satu komoditi unggulan untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan energi, karena keduanya dapat diintegrasikan proses budidayanya dalam satu dimensi waktu dan ruang Kandungan nutrisi sorgum yaitu :
Tabel 1. Kandungan nutrisi sorgum dibanding sumber pangan lain yaitu :Unsur Nutrisi Kandungan/100 g
Sorgum
Kalori (cal) 332
Protein (g) 11.0
Lemak (g) 3.3
Karbohidrat (g) 73.0
Kalsium (mg) 28.0
Besi (mg) 4.4
Posfor (mg) 287
Vit. B1 (mg) 0.38
Sumber: DEPKES RI., Direktorat Gizi (1992).
3. UBI KAYU
Singkong (ubi kayu) sebagai bahan makanan memang tidak pernah dimakan dalam bentuk mentah sebagaimana ubi manis. Secara fisik, apabila ubi kayu dibuka kulitnya dan dibiarkan, tidak segera digoreng atau direbus, maka akan berubah warna menjadi kebiru-biruan. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu zat yang perlu diperhatikan secara serius. Namun apabila ubi kayu t digoreng, dibakar atau direbus, maka zat yang kebiru-biruan tersebut akan punah. Oleh karena itu diperlukan proses tertentu sebelum ubi kayu digunakan.
Kandungan energi ubi kayu ± 2970 Kkal/kg, mengalahkan energi dalam dedak, kacang kedelai dan bungkil kelapa. Oleh karena itu ubi kayu banyak diberikan kepada unggas pedaging yang memang memerlukan energi tinggi, seperti : ayam broiler, bebek, angsa dan sejenisnya, tetapi tidak diperlukan untuk anggas petelur.
Tabel 1. Komposisi Ubi Kayu (per 100 gram bahan)KOMPONEN KADAR
Kalori 146,00 kal
Air 62,50 gram
Phosphor 40,00 mg
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 mg
Vitamin C 30,00 mg
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 mg
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,06 mg
Berat dapat dimakan 75,00
4. BEKATUL
Banyak orang menggambarkan bekatul sebagai limbah dengan bau tengik, apek, dan asam. Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena bekatul memiliki karakteristik cita rasa yang lembut dan agak manis. Bau tidak sedap akan muncul jika bekatul mulai mengalami kerusakan. Bekatul mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu 51-55 g/100 g. Kandungan karbohidrat merupakan bagian dari endosperma beras karena kulit ari sangat tipis dan menyatu dengan endosperma. Kehadiran karbohidrat ini sangat menguntungkan karena membuat bekatul dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Kandungan protein pada bekatul juga sangat baik, yaitu 11-13 g/100 g. Dibandingkan dengan telur, nilai protein bekatul memang kalah, tapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, biji kapas, jagung, dan tepung terigu.
Dibandingkan dengan beras, bekatul memiliki kandungan asam amino lisin yang lebih tinggi. Zat gizi lain yang menonjol pada bekatul beras adalah lemak, kadarnya mencapai 10-20 g/100 g. Minyak yang diperoleh dari bekatul dapat digunakan sebagai salah satu minyak makan yang terbaik di antara minyak yang ada, dan sudah dijual secara komersial di beberapa negara.
Keunggulan dari minyak bekatul untuk menurunkan kolesterol. Bekatul beras juga kaya akan vitamin B kompleks dan vitamin E. Vitamin B kompleks sangat dibutuhkan sebagai komponen pembangun tubuh, sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang sangat kuat.
Selain itu, bekatul merupakan sumber mineral yang sangat baik, setiap 100 gramnya mengandung kalsium 500700 mg, magnesium 600-700 mg, dan fosfor 1.000-2.200 mg.
Mempunyai kandungan nutrisi yang sedikit berbeda dengan dedak kasar. Kandungan nutrisi dari bekatul adalah energi metabolisme sebesar 1.630 Kkl/kg. protein kasar 10,8%, lemak kasar 2,9% dan serat kasar 4,9%..
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak.
Kandungan nutrisi dedak :- Bahan kering : 91,0 %
- Protein kasar : 13,5 %
- Lemak kasar : 0,6 %
- Serat kasar : 13.0 %
- Energi metabolis : 1890,0 kal/kg
- Calcium : 0,1 %
- Total Fosfor : 1,7 %
- Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg
- Riboflavin : 3,0 mg/kg
- Tiamin : 22,8 mg/kg
Selain sebagai bahan pembuat tempe dan tahu, kacang kedele mentah mengandung “penghambat trypsin” yang harus dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai.
Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai :
- Protein kasar : 42 – 50 %
- Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg
- Serat kasar : 6 %
7. Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri.
Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah :• Bahan kering : 91,5 %
• Protein kasar : 47,0 %
• Lemak kasar : 1,2 %
• Serat kasar : 13,1 %
• Energi metabolis : 2200 Kal/kg
Kadar metionin, triptofan, treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun Aspergillus flavus.
8. Minyak Nabati
Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %.
Bungkil Kelapa Merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa
Kandungan protein cukup tinggisekitar 21,6%
Energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.
Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklatterang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat teranginilah yang kita pilih
Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harushati-hati dalam menyimpannya
10. hasil ikutan penggilingan padi .
Hasil ikutan penggilingan padi, berupa dedak halus.dedak lunteh dan bekatul. Semua ini merupakan bahan pakan sumber energi karena mengandung karbohidrat tinggi, Bekatul merupakan bahan kedua setelah jagung sebagai bahan campuran pakan ayam .Hal ini disebabkan bahan pakan tersebut berlimpah, murah dan zat-zat makanan yang tinggi . kelemahan sebagai hasil sampingan produk pertanian ini ,kandungan serat kasar dan lemaknya tinggi. Bekatul dan dedak mengandung Pitat dalam ikatan fosfor pitat sehingga daya cernanya rendah Mudah tengik ,dan menganggu penyerpan kalsium. Oleh karena itu pengunaan harus dibatasi 30% . sebagai bahan pakan ayam petarung,pengunaan sampai 80% asal ditambahkan Vitamin dan Mineral ( Premix ).
Pakan tambahan:
- Beras merah .
Beras merah memiliki kandungan yang lebih baik dibandingkan beras putih .. Beras Merah sangat mendukung pertumbuhan karena zat besinya tinggi. Juga mendukung kecerdasan , dan karbohidartnya rendah,
Kandungan zat besi (ferro = Fe) beras merah adalah 4,61 mg/100 gram, sedangkan beras putih hanya 0,13 mg, . Kandungan zat seng (Zinkum=Zn) 8,30 mg/100 gram, sedangkan beras putih 0,6 . Kandungan karbohidrat, paling rendah yakni 71,34 persen sedangkan beras putih 80 persen .( informasi dari peneliti UGM ). Kekuranganya adalah , harus diimbangi dengan protein hewani atau sumber protein hewani atau bahan sumber asam amino esensial.
11. hasil pengolahan produk pertanian lainnya .
Banyak hasil ikutan pengolahan hasil pertanian yang dapat digunakan sebagai sumber enegi, contohnya dedak jagung.dedak gandum.tepung ampas tapioka, tepung ampas tahu.tepung ampas ketan hitam, dan tepung ampas brem. Bahan pakan tersebut diatas bukan sebagai bahan utama karena keterbatasan dalam pengadaan atau karena kandungan zat-zat makananya rendah.