ALAT REPRODUKSI PADA MANUSIA
Reproduksi atau pembiakan adalah : memperbanyak diri atau berketurunan. Tujuan dari Reproduksi Mempertahankan kehadiran spesies di alam. “Setiap yang hidup pasti mati”. Jadi sebelum mati ia harus berketurunan dulu agar tidak punah. Anak harus lebih banyak dari pada orangtuanya, karena hidup penuh tantangan dan bahaya terutama bagi anak-anak yang masih lemah. Contoh : Ikan mempunyai anak jauh lebih banyak drpd jumlah induknya.
Cara Reproduksi ada dua yaitu :
1. Sexual yaitu Reproduksi dengan disertai bertemunya sel kelamin jantan dan
2. Asexual yaitu Reproduksi tanpa ada pertemuan sel kelamin jantan dan betina. Contoh; tunas, fragmentasi, pembelahan biner
1.Reproduksi Sexual
Ada dua jenis kelamin yang masing-masing menghasilkan gamet.Gamet itulah yang akan berjumpa dan bersatu.Gamet jantan biasanya disebut mikrogamet karena ukurannya lebih kecil daripada gamet betina. Mikrogamet biasanya mikroskopis sehingga membutuhkan bantuan mikroskop untuk Melihatnya.Gamet betina (makrogamet) besar banyak mengandung sitoplasma sebagai bahan cadangan makanan yang disebut deutoplasma atau yolk.Pada makhluk multiseluler, mikrogamet disebut spermatozoon (jamak=spermatozoa) dan makrogamet disebut : ovum.
Alat Reproduksi
Alat Reproduksi dibagi 2, yaitu :
a) Alat reproduksi utama (primer) disebut gonad,
b) Alat reproduksi tambahan (skunder) terdiri dari saluran kelenjar yang berhubungan dengan reproduksi.
Alat reproduksi disebut juga genetalia.Alat reproduksi dapat pula dikelompokkan menjadi : Genetalia dalam yaitu Gonad dan saluran kelenjar yang berada dalam tubuh dan Genetalia luar yaitu Bagian genetalia yang berada di permukaan atau di luar tubuh .
Genetalia Jantan (manusia) terdiri dari testis sebagai gonad, bersama saluran penyalur gamet ke luar tubuh, yakni : ductus epididymis, vas deferens, kelenjar prostata dan vesicula seminals. Genetalia luar jantan yaitu Penis.
Genetalia dalam betina terdiri dari : Ovarium sebagai gonad dan saluran ke luar: tuba, uterus dan vagina. Genetalia luar betina terdiri dari Vulva (lubang muara vagina)
Fisiologi reproduksi jantan
1. Proses Spermatogenesis
Sperma terbentuk di dalam tubuli seminiferi dari sel-sel induk sperma yang diploid,spermatogonia tipe A,yang terletak dalam membrana basalis.Spermatogenesis merupakan suatu proses kompleks yang meliputi pembelahan dan diferensiasi sel.Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi dari diploid (2n : 60 pada sapi, 54 domba,38 babi)menjadi haploid (n) pada setiap sel (Toelihere, 1979).
Pembentkan dpermatozoa, dibagi atas 3 tahap:
a) Spermatocytogenesis
Serangkaian pembelahan sel benih sejak dari spermatogonia sampai terbentuk spermatid. Tahap pertama dari spermatoctoygenesis adalah pembelahan mitosis dari spermatogonium menjadi 1 spermatogonium dormant dan 1 spermatogonium aktif.
Spermatogonium dormant tetap tinggal berada di pinggir tubulus seminiferus, dalam germinal epitelium,pada gilirannya nanti (setelah spermatogonium aktif membelah berulang kali) akan mengulang proses gelombang selanjutnya. Spermatogonium aktif, mengalami 4 pembelahan mitosis membentuk 16 spermatosit primer. Pada domba proses ini sempurna dalam waktu 15-17 hari.
a) Meiosis
Yaitu tahap dimana spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis. Masing-masing spermatosit primer (2n) mengalami meiosis menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder (n). Pada tahap ini diselesaikan dalam waktu 15 hari. Masing-masing spermatosit sekunder membelah membentuk 2 sel spermatid, jadi terbentuk 4 spermatid dari 1 sel spermatosit primer atau 64 spermatid berasal dari 1 sel spermatogonium aktif. Dengan demikian, 4 spermatid terbentuk dari spermatocyt primer, atau 64 hari tiap spermatogonium aktif (Yatim, 1994).
b) Spermiogenesis
Selama fase ini spermatosid menempel pada sel sertoli. Masing-masing spermatid mengalami metamorfosis menjadi spermatozoon. Inti material memadat pada satu bagian dari sel membentuk kepala dari spermatozoon, sedangkan sisanya memanjang membentuk ekor spermatozoon. Acrosom, sebuah topi yang mengelilingi kepala spermatozoon,tersusun dari aparatus golgi spermatid. Selama pembentukan ekor spermatozoon, maka terjadi pelepasan cytoplasma, terlihat adanya cytoplasmic droplet pada daerah leher spermatozoa. Spermatozoa yang baru terbentuk ini, kemudian didorong ke lumen tubulus seminiferus menuju rete testis (Yatim, 1994).
Transformasi spermatid menjadi spermatozoa ada 4 fase, yaitu:
1) fase Golgi
Saat butiran proakrosom teerbentuk dalam alat Golgi spermatid. Butiran atau granula ini nanti bersatu mambentuk satu butiran akrosom. Butiran ini di lapisi membran dalam gembungan akrosom(acosomal vesicle). Gelembung ini melekat ke salah satu sisis inti yang bakal jadi bagian depan spermatozoon.
2) fase tutup
Saat gembungan akrosom makin besar, membentuk lipatan tipis melingkupi bagian kutub yang bakal jadi bagian depan. Akhirnya terbentuk semacam tutup spermatozoon.
3) fase akrosom
Terjadi redistribusia bahan akrosom. Nukleoplasma berkondensasi, sementara spermatid memanjang. Akrosom kaya akan karbohidrat dan enzim hidrolisa : hyaluronidase, neurominidase, posfasatase asam dan protefaseyang aktivasnya mirip tripsin.. sementara inti spermatid memanjang dan menggepeng. Butiran nukleoplasma mengalami transformasin menjadi filamen-filamen (benang halus) yang pendek dan tebal serta kasar.
4) fase pematangan
Terjadi perubahan bentuk spermatid sesuai dengan ciri spesies. Butiran inti akhirnya bersatu, dan inti menjadigepeng bentuk pyriform, sebagai ciri spermatozoa. Ketika akromosom terbentuk di bakal jadi bagian depan spermatozoa, sentriol pun bergerak ke kutub bersebrangan. Sentriol terdepan membentuk flagellu, sentriol yang satu lagi membentuk kelepak sekeliling pangkal ekor. Mitokondria membentuk cincin-cincin di bagian middle piece ekor dan seludang fibrosa di luarnya. Mikrotubul muncul dan berkumpul di bagian samping spermatid membentuk satu batang besar yang disebut manchette. Menshette ini menjepit inti sehingga jadi lonjong, sementara spermatid sendiri memanjang dan sitoplasma terdesak ke belakang inti (Yatim,1994).
2. Proses Ejakulasi dan Ereksi
EREKSI
Ereksi diawali oleh dilatasi arteriol-arteriol penis. Sewaktu jaringan erektil penis terisi darah, vena mengalami tekanan dan aliran keluar terhambat sehingga turgor organ bertambah. Pusat-pusat integrasi di segmen lumbal medulla spinalis diaktifkan oleh impuls dalam aferen dari genitalia dan traktus descendens yang memperantarai ereksi sebagai respon rangsangan psikis erotik. Serat parasimpatis eferen berada dalam saraf splanknik panggul (nervi eregentes). Serat-serat tersebut diperkirakan mengandung asetilkolin dan vaso intestinum peptide (VIP) sebagai kotransmitter. Sebagian serta berakhir secara prasinaptik pada neuron noradrenergik, tempat asetilkolin bekerja pada reseptor muskarinik untuk menurunkan pelepasan vasokonstriktor norepinephrin. Selain itu VIP menimbulkan vasodilatasi. Namun, penyuntikan VIP tidak menimbulkan keadaan yang benar-benar seperti ereksi. Penyuntikan alpostradil (PGE1) intrauretra juga menyebabkan dilatasi otot polos penis dan telah digunakan secara klinis untuk mempermmudah ereksi (Ganong, 2001).
EJAKULASI
Ejakulasi adalah suatu refleks spinal dua tahap yang melibatkan emisi, pergerakan semen ke dalam uretra, dan ejakulasi sebenarnya terdorongnya semen keluar urethra saat orgasme. Jalur aferen sebagian besar merupakan serat dari reseptor raba di glans penis yang mencapai medulla spinalis melalui saraf pudendus internus. Emisi adalah suatu rspon simpatis, terintegrasi di segmen lumbal bagian atas medulla spinalis dan terjadio akibat kontraksi otot polos vasa deferensia dan vesikula seminalis sebagai respon terhadap rangsang hipogastrik. Semen terdorong keluar uretra oleh kontraksi otot bulbokavernosa, suatu otot rangka. Pusat refleks spinal untuk bagian refleks ini terletak di segmen sacral bagian atas dan lumbal terbawah medulla spinalis, dan jalur motorik melintasi akar sacrum pertama sampai ketiga dan saraf pudendus internus(Ganong,2001).
Semen merupakan lendir yang keluar dari genital jantan saat ejakulasi. Zat yang terkndung dalam semen, yaitu :fruktosa, asam nitrat, prostaglandin, elektrolit, enzim pembuahan, inhibitor, hormon, zat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar