Jumat, 05 Oktober 2012

DRAF LAPORAN Pemerahan susu sapi perah


ACARA I
Pemerahan susu sapi perah,mengukur produksi susu,penyaringan dan pembungkusan air susu

PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Di masa yang lalu, para peternak sapi perah tradisional lebih banyak menggantungkan usahanya terhadap manfaat hasil penggunaan tiga sumber daya yaitu ternak, tanah, tenaga kerja . sedangkan sumberdaya modal dan majemen belum mendapat perhatian atau diabaikan. Berbicara  mengenai manajemen, para ahli banyak yang telah mendefinisikannya. Betapa pentingnya aspek manajemen ini, maka dalam dunia usaha khusunya dalam bidang peternakan sapi perah, faktor tersebut dapat membawa ke arah keberhasilan atau kebangkrutan usaha. Oleh karena itu manajemen merupakan kunci kegiatan yang sepenuhnya bergabung pada kualitas manusianya sebagai subyek pemeran utama.  Aspek manajemen tidak dapat dihitung jumlahnya dan juga sulit untuk mengukur keterampilan manajemen secara parsial. Penilaian dapat dilakukan hanya berdasarkan hasil akhir dari suatu kegiatan, apakah manajemennya baik atau buruk. Khususnya dalam bidang peternakan sapi perah terdapat istilah General management (tatalaksana peternakan) dan Practical management (tatalaksana rutin peternakan). General management adalah pengelolaan semua faktor produksi termasuk pemasaran, sedangkan Practical management adalah tatakasana rutin yang dijalankan sehari-hari yang berkaitan dengan ternaknya.

b.      Tujuan dan kegunaan praktikum

Ø  Tujuan praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk memerah sapi dan mengetahui pentingnya memerah sapi sampai selesai,agar praktikkan mengetahui cara memerah.
Ø  Kegunaan praktikum
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita sebagai peraktikum bias memerah dengan baik dan profesional.
c.  Tempat dan tanggal praktikum
-          Tempat praktikum :INSIMINASI BUATAN BANYU MULEK
-          Tanggal praktikum :                      2012


TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Pemerahan
          Pemerahan  adalah  tindakan  mengeluarkan  susu  dari  ambing.  Pemerahan bertujuan  untuk  mendapatkan  produksi  susu  yang  maksimal.  Terdapat  tiga tahap pemerahan yaitu pra pemerahan,  pelaksanaan pemerahan dan pasca pemerahan  (Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
          Tujuan dari pemerahan adalah untuk mendapatkan jumlah susu yang maksimal dari ambingnya, apabila pemerahan tidak sempurna sapi induk cenderung untuk menjadi kering terlalu cepat dan produksi total menjadi  menurun  (Putra, 2009).

Fase Persiapan
            Sebelum pemerahan dimulai, pemerah mencuci tangan bersih-bersih dan mengeringkannya,  kuku tangan pemerah dipotong pendek agar tidak melukai puting sapi,  sapi yang akan diperah dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan peralatan  telah  disediakan  dan dalam keadaan yang bersih (Muljana, 1985).
            Sebelum  diperah  sapi  dimandikan  terlebih dahulu, ekor diikat ke kakinya agar tidak  mengibas-ibas ketika diperah,  pemerah juga harus  dalam  keadaan  sehat serta setiap puting dicek kesehatannya (Syarief dan Harianto, 2011).

Pemerahan
            Teknik  pemerahan  terdiri dari  dua  cara  yaitu  teknik  pemerahan  tangan  dan  teknik pemerahan  menggunakan  mesin. Teknik pemerahan dengan tangan  ada  dua,  yaitu  dengan  dua  jari dan empat  jari,   pemerahan  dilakukan dengan cara meremas  puting dengan gerakan jari-jari tangan secara berturut turut dari  atas  ke bawah (Siregar, 1990).
            Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat, dikerjakan  dengan kelembutan,  pemerahan dilakukan sampai tuntas, dengan  menggunakan  prosedur  sanitasi,  serta  efisien  dalam penggunaan  tenaga  kerja  (Prihadi, 1996).
            Teknik  ini hanya dilakukan pada sapi yang memiliki puting pendek. Teknik pemerahan yang kedua dilakukan dengan cara menggunakan kelima jari.  Puting dipegang  antara  ibu jari  dan  keempat  jari  lainnya,  lalu ditekan dengan keempat jari tadi  (Syarief dan Harianto, 2011).

Pasca Pemerahan
Selesai diperah, ambing dilap  menggunakan  kain  yang  telah dibasahi oleh  desinfektan.  Kemudian dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu ,puting  juga dicelupkan ke dalam cairan desinfektan selama 4 detik. Semua  peralatan  yang  digunakan  untuk memerah juga harus dibersihkan, kemudian dikeringkan.  Susu hasil pemerahan juga harus segera ditimbang, dicatat, kemudian  disaring  agar  kotoran  saat  pemerahan  tidak  ikut  masuk ke dalam susu  (Syarief dan Harianto, 2011).
Sesudah  pemerahan  sebaiknya  bagian puting dicelupkan  dalam  larutan desinfektan  untuk menghindari terjadinya mastitis (Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
Bagi ternak perah, produksi susu yang tinggi terkait erat dengan kualitas pakan yang dikonsumsi terutama protein. Pemanfaatan protein pada ternak dapat didekati melalui retensi Nitrogen (N). Namun demikian, retensi N pada masing-masing bahan pakan selain dipengaruhi oleh kandungan N pakan juga dipengaruhi oleh kandungan energinya. Percobaan pengukuran retensi N dapat dilakukan bersama-sama dengan percobaan kecernaan secara  in-vivo ditambah dengan pengukuran urin yang diekskresikan ternak percobaan (Harris, 1970). Nitrogen dalam keadaan seimbang apabila jumlah N dikonsumsi sama dengan jumlah N yang diekskresikan. Retensi N negatif menunjukkan bahwa  N yang diekskresikan lebih banyak daripada N  yang dikonsumsi, sedangkan apabila jumlah N yang dikonsumsi lebih banyak daripada jumlah N yang diekskresikan maka akan terjadi Retensi N yang positif (Mc. Donald, Edwards dan Greenhalgh, 1988).
Bines dan Balch (1973) menyatakan bahwa retensi N dalam jaringan ditentukan oleh besarnya pasokan energi dan N dalam jaringan. Besarnya pasokan energi untuk ternak Ruminansia yang dimaksud adalah produksi Volatile Fatty Acid (VFA) dari rumen (Ørskov, 1992), edangkan pasokan N berasal dari sintesa N mikroba rumen (Strom dan Ørskov, 1982). Kedua material ini merupakan hasil aktivitas dari mikroba rumen yang merupakan fungsi dari pasokan N dan konsumsi bahan organik tercerna (Hermanto, 1996).

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

Praktikum Manajemen Ternak Perah dilaksanakan pada tanggal ……………2012 di INSIMINASI BUATAN BANYU MULEK, Kecamatan Labuapi , Kabupaten Lombok barat.

Materi Praktikum

            Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain milkcan,  iodine, mesin cowper,  mesin perah,  kandang,  meteran  susu,  meteran, dan gerobak pakan . Bahan yang digunakan antara lain sapi perah.

Metode Praktikum

            Metode yang digunakan dalam praktikum ini meliputi pengamatan langsung di lapangan dan wawancara mengenai pengelolaan sapi perah yang meliputi manajemen pemeliharaan sapi perah, manajemen pemerahan, manajemen perkandangan, manajemen pakan serta recording. Manajemen pemeliharaan sapi perah meliputi pemeliharaan umum dan pemeliharaan khusus. Manajemen pemerahan meliputi pengukuran rata-rata produksi susu per sapi, metode yang digunakan, dan lamanya pemerahan.


 
DAFTAR PUSTAKA

Bines, J.A. and C.C. Balch, 1973. Relatives Retention of The N of Urea and Groundnut in Diets for Growing Heifers. Brit. J. Nut

Mc.Donald, P.,R.A. Edwards And J.D.F. Greenhalgh, 1988. Animal Nutrition.Fourth Edition. Longman Group Limited. Longman House, Burn Mill. Harlow. Essex. England.
Muljana, W. 1985. Pemeliharaan dan Ternak Kegunaan Sapi Perah. Aneka Ilmu. Semarang.

Prihadi. 1996. Tata Laksana dan Produksi Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.

Putra, A. 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi erah (Studi Kasus Pemerahan susu sapi Moeria Kudus Jawa Tengah). Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang

Putra, A. 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi erah (Studi Kasus Pemerahan susu sapi Moeria Kudus Jawa Tengah). Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang
Siregar, Soribasya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna. Jakarta.

Syarif, E dan Harianto, B. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar