Jumat, 04 Januari 2013

MEMERAH SUSU SAPI PERAH DAN MENGUKUR PRODUKSI SUSU DAN MEMBUNGKUS AIR SUSU


ACARA 9
“MEMERAH SUSU SAPI PERAH DAN MENGUKUR PRODUKSI SUSU DAN MEMBUNGKUS AIR SUSU”
M.ISROK IRAJAB
B1D 010 113

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Sapi perah adalah penghasil susu, akan tetapi proses dari pengeluaran susu tersebut haruslah sesuai dengan kondisi sapi, dimana harus diperah dengan cepat karena berkaitan dengan kerja hormon didalam tubuh dan juga pemerahan dilakukan harus sampai habis air susu dalam ambing.
Biasanya pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari semalam. Pemerahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemerahan dengan tangan dan pemerahan dengan mesin. Pemerahan dengan tangan menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan halus, sebab kalau pekerjaan ini dilakukan dengan kasar akan buruk pengaruhnya terhadap banyaknya susu yang dihasilkan.
Setelah susu ini selesai diperah, maka susu tersebut harus dibungkus agar tidak terkontaminasi. Pembungkusan susu ini bisa memakai kantong plastik ataupun kaleng.

1.2 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktium ini yaitu :
Praktikum ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat produksi susu sapi perah dan diharapkan supaya mahasiswa mahir dalam memerah susu sapi.

1.3  Kegunaan praktikum
Adapun kegunaan dari prktikum ini yaitu :
        Kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memerah sapi dengan baik dan dan bisa membungkus hasil perahan susu tersebut dan bias menerapkan dilapangan dan masyarakat.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Syarat-syarat pemerahan.
            Susu yang bersih dan sehat hanya dapat diproleh apabila syarat-syarat atau aturan pemerahan diikuti dengan seksama.
Anonim, 1974 menyatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan air susu yang benar-benar sehat, antara lain harus dilakukan :
1)     Pemeriksaan terhadap penyakit menular.
Pemeriksaan terhadap penyakit menular pada sapi perah yang sangat berbahaya baik pada sapi itu sendiri maupun bagi konsumen atau orang yang minum susunya, yakni penyakit TBC dan Berucellosis. Bakteri Brucellosis dapat menyebabkan sakit demam ( untuk dulant fever) pada manusia dan bakteri TBC sapi menyebabkan penyakit TBC pada anak-anak.
2)     Kesehatan para pekerja
Orang yang memerah dan semua orang yang berhubungan dengan pengolahan air susu harus betul-betul bersih.
Sebelum pemerahan dimulai, tukang perah harus :
-          Mencuci brsih-bersih, mengeringkan tangannya dan tidak menderit penyakit menular.
-          Kuku tangan dipotong pendek-pendek, agar tidak melukai putting sapi.
3)     Kebersihan sapi yang diperah
Semua kotoran yang mencemari air susu mengakibatkan air susu mudah rusak (asam). Maka sapi yang hendak diperah harus juga bersih. Untuk itu sapi dibersihka dari kotoran yang melekat pada tubuhnya: ekor, ambing dan putting. Karna waktu sapi berbaring, mereka akan selalu mendapatkan kotoran yang melekat pada tubuhnya.

4)     Tempat dan alat-alat lain
Tempat atau semua alat-alat yang tersedia seperti : kaleng-kaleng, milk can,dan botol-botol harus betul-betul bersih.
5)     Pemerahan dilakukan dua kali sehari dengan lembut
Pemerahan pada umumnya dilakukan dua kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut, agar sapi tidak terkejut atau terganggu, sebab adanya kejutanpada sapi, akan biasa menurunkan produksi.
(Gambar). Tukng perah harus mencuci bersih-bersih dan mengeringkan tangannya.(anonim 1974).
2.2. Persiapan sebelum pemerahan
            Menurut anonim, (1974) hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pemerahan antara lain :
1.      Pembersihan kandang kotoran ataupun sisa-sisa makanan. Sebab air susu mudah menyerap bau-bauan.
2.      Sapi yang hendak diperah, sebaiknya diberi makanan penguat terlebih dahulu, supaya sapi menjadi lebih tenang.
3.      Jam pemerahan harus tetap, tak berubah-ubah.
2.3. Persiapan alat-alat pemerahan
Menurut Anonim (2008), adapun persiapan peralatan pemerahan yang biasa dialakukan adalah sebagai berikut :
a.       Persiapan peralatan pemerahan dengan hand milking ( tangan manusia).
·         Alat-alat pemerahan susu seperti ember susu, milken dan alat takar susu dibersihkan dengan cara dibilas dengan air bersih dengin, diberi air sabun sambil di gosok seluruh bagian alat tersebut, bilas dengan air bersih dingin kemudian dibersihkan dengan air hangat.
·         Simpan peralatan pemerahan yang telah dicuci bersih ditiriskan/dikeringkan selanjutnya ditempatkan pada tempat yang telah disediakan.
b.      Persiapan peralatan pemerahan dengan mesin milking (mesin pemerahan).
·         Fortable mesin milking (mesin pemerah susu yang dapat di pindah-pindah).
-        Bersihkan mesin perah dengan air panas pada bagian karet penyedot yang kontak langsung dengan ambing .
-        Ember susu, milken, dan saringan air susu dibersihkan dengan cara dibilas dengan air bersih dengin, diberi air sabun sambil di gosok seluruh bagian alat tersebut, bilas dengan air bersih dingin kemudian dibersihkan dengan air hangat.
-        Tiriskan pada tempat yang telah disediakan.
·         Permanen mesin milking ( mesin pemerah susu permanen).
-        Nyalakan mesin pemerahan susu.
-        Siapkan air bersih dingin, air sabun, dan air panas.
-        Celupkan ujung pipa mesin milking secara berurutan ke dalam air bersih dingin, air sabun dan air panas. Otomatis air tersedot ke dalam mesin milking dengan tujuan untuk membilas, mensucihamakan dan membersihkan mesin milking dari sisa susu yang melekat yang tertinggal hasil pemerahan sebelumnya, secara otomatis air akan keluar pada pipa pengeluaran.
2.4. Cara/teknik pemerahan
Sumoprasbowo dan Syarief (1984) menyatakan bahwa, pemerahan dengan mesin berbeda sekali dengan pemerahan menggunakan tangan. Pemerahan dengan tangan menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan halus. Ada 3 pemerahan dengan tangan, yaitu :
1.      Whole hand (tangan penuh), cara ini adalah yang terbaik yaitu tangan memegang putting dengan ibu jari dan telunjuk pada pangkalnya.
2.      Stripping (perah jepit), putting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal putting kebawah sambil memijat.
3.      Knevalen (perah pijit), cara ini sama dengan cara tangan penuh, tetapi dengan membengkokkan ibu jari.

2.5. Gambar cara pemerahan
Sumber : http://duniasapi.com/id/budidaya/1542-peralatan-memerah-susu-sapi.html.          
(Gambar) Cara memerh dan memegang putting dengan menggunakan kelima jari.
(Gambar) Di waktu pemerahan , putting tidak boleh dipegang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.
(Gambar). Pemerahan yang tepat adalah putting sedikit menjulur di bawah kepalan tangan. Ember berada di antara kedua lutut. Dan pada akhir pemerahan ambing perlu diurut, sehingga seluruh susu didalamnya keluar.


BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1.Tempat Dan Tanggal Praktikum
3.1.1 Tempat Praktikum
     Adapun tempat praktikum Manajemen Ternak Perah ini dilaksanakn di BIB
Banyumulek Dunas Peternakan dan Keswan Prov. NTB

3.1.2 Tanggal Praktikum
     Adapun tanggal dilaksanakannya praktikum Manajemen Ternak Perah ini dilaksanakan pada 24,25,26 Desember 2012

3.2 Materi Praktikum
3.2.1 Alat dan bahan praktikum           
               Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :     
Ø  Ember susu/Milk can
Ø  Literan susu
Ø  Ember plastik/milk can
Ø  Kain penyaring susu
Ø  Corong penyaring susu
Ø  Kantong plastik teransparan kiloan
Ø  Tali untuk mengikat kaki dan ekor
Ø  Centong
Ø  Tabel lembar kerja

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
Ø  Sapi perah
Ø  Minyak goreng/vaslin
Ø  Air bersih

3.3 Metode Praktikum
            Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
  1. Sebelum melakukan pemeran,ekor sapi perah diikat pada kedua kaki belakangnya agar air susu yang dihasilkan tidak kotor oleh bulu dan kotorannya.
  2. Menyiapkan peralatan pemerahan yang akan dibutuhkan.
  3. Menyiapkan ember dan perlengkapan penampungan air susu.
  4. Mencuci ambing dengan menggunakan air hangat untuk meransang keluarnya air susu dan mengoles puting susu dengan minyak goring atau vaslin untuk memudahkan dalam proses pemerahan dan mengeluarkan 2-3 pancaran air susu dari ke 4 kwartil ambing sapi perah.
  5. Memerah ke empat putting susu dengan menggunakan tangan.
  6. Mencatat produksi susu tiap ekor ternak.
  7. Menyaring air susu yang telah diperah dengan menggunakan kain penyaring air susu, yang bertujuan untuk menyaring bulu atau sisa pakan yang terdapat pada air susu dan mengukur air susu dengan menggunakan literan susu kemudian memasukkan kedalam kantong pelastik kiloan dengan ukuran 1 litet.
  8. Air susu siap untuk dipasarkan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum
Table produksi susu sapi perah

No. Sapi
Umur (Thn)
Masa Laktasi
Periode Laktasi
Produksi Susu (L)
Produksi susu/L hari
Rata-Rata

Hari
1
2
3
2

3,5
13 bl
2
3,6
3,3
3,6
10,5
3,5
6

2,5
2 bl
1
3,7
2,7
3,9
10,3
3,4
7
3-3,5
2,5 bl
I
2,1
2,8
2,2
7,1
2,3
Jumlah



9,4
8,8
9,7
27,9
11,2


4.2. Pembahasan
A. memerah susu sapi perah
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi susu yaitu cara pemerahan , selama pemerahan yang dilakukan hanya 1 kali sehari,pemerahan satu kali ini dilakukan karena pemberian pakan hanya satu kali sehari terutama pemberian konsentrat yang akan memperoduksi hormon oxitosin dan pemberian hijauan 3 kali sehari yaitu pagi,siang dan sore hari. sedangkan produksi susu akan meningkat apabila pemerahan dilakukan minimal 2 kali sehari. Pada pemerahan kali ini masa laktasi masing-masing ternak berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan jumlah produksi susu. Hal lain juga yang mempengaruhi jumlah produksi susu dan kulaitas susunya adalah cara pemerahan yang berbeda-beda dalam selang waktu yang berdekatan
Pemerahan yang dilakukan haruslah cepat karena berkaitan dengan hormone yang bekerja dalam mensekresikan air susu yaitu hormone exitosin yang bekerja kurang lebih 8 menit dengan mengatifkan hormone tersebut selama kurang lebih satu menit. Sehingga pemerahan yang dilakukan haruslah sudah terlatih dengan konsentrasi yang tinggi dan jadwal pemerahan yang tetap juga pemerah harus tidak berubah karena hal-hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dari seekor sapi perah.

B. Menghitung Produksi Susu
1. Sapi No 2:
·    melahirkan tanggal 23 -12-2011
·         Rata-rata produksi susu perhari : 3,5 L
·         Produksi susu perbulan adalah : 30 x3,5  = 105  L
·         Periode laktasi ke 2
Estimasi produksi susu/ekor/laktasi :
1.      Bulan laktasi 1= 13                   13/100 × 105 = 13,65 l/bln
2.      Bulan laktasi 2= 13                   13/100 × 106 = 13,78 l/bln
3.      Bulan laktasi 3= 12                   12/100 × 107 = 12,84 l/bln
4.      Bulan laktasi 4= 12                   12/100 × 108 = 12,96 l/bln
5.      Bulan laktasi 5= 10                   10/100 × 109 = 10,9   l/bln
6.      Bulan laktasi 6= 10                   10/100 × 110 = 11  l/bln
7.      Bulan laktasi 7= 9                     9/100 × 111 = 9,99 l/bln
8.      Bulan laktasi 8= 8                     8/100 × 112 = 8,96 l/bln
9.      Bulan laktasi 9= 7                     7/100 × 113 = 7,96 l/bln
10.  Bulan laktasi 10= 6                   6/100 × 114 = 6,84 l/bln
2. Sapi No 6 :
·         Melahirkn tanggal 16 -10-2012
·         Rata-rata produksi susu perhari : 3,4 L
·         Produksi susu perbulan adalah : 30 x 3,4  =  102 L
·         Periode laktasi ke 1
1.      Bulan laktasi 1= 13                   13/100 × 102 = 13,26 l/bln
2.      Bulan laktasi 2= 13                   13/100 × 103 = 13,39 l/bln
3.      Bulan laktasi 3= 12                   12/100 × 104 = 12,48 l/bln
4.      Bulan laktasi 4= 12                   12/100 × 105 = 12,6 l/bln
5.      Bulan laktasi 5= 10                   10/100 × 106 = 10,6   l/bln
6.      Bulan laktasi 6= 10                   10/100 × 107 = 10,7  l/bln
7.      Bulan laktasi 7= 9                     9/100 × 108 = 9,72 l/bln
8.      Bulan laktasi 8= 8                     8/100 × 109 = 8,72 l/bln
9.      Bulan laktasi 9= 7                     7/100 × 110 = 7,7 l/bln
10.   Bulan laktasi 10= 6                   6/100 × 111 = 6,66 l/bln
3. Sapi No 7:
·         Melahirkn tanggal 6 -11-2012
·         Rata-rata produksi susu perhari : 2,3 L
·         Produksi susu perbulan adalah : 30 x 2,3  =  69 L
·         Periode laktasi ke 1
1.      Bulan laktasi 1= 13                   13/100 × 69 = 8,97 l/bln
2.      Bulan laktasi 2= 13                   13/100 × 70 = 9,1 l/bln
3.      Bulan laktasi 3= 12                   12/100 × 71 = 8,52 l/bln
4.      Bulan laktasi 4= 12                   12/100 × 72 = 8,64 l/bln
5.      Bulan laktasi 5= 10                   10/100 × 73 = 7,3 l/bln
6.      Bulan laktasi 6= 10                   10/100 × 74 = 7,4 l/bln
7.      Bulan laktasi 7= 9                     9/100 × 75 = 6,75 l/bln
8.      Bulan laktasi 8= 8                     8/100 × 76 = 6,08 l/bln
9.      Bulan laktasi 9= 7                     7/100 × 77 = 5,39 l/bln
10.  Bulan laktasi 10= 6                   6/100 × 78 = 4,68 l/bln


C. Standarisasi Produksi susu
Untuk Mencari standarisasi produksi susu menggunakan rumus
a. Prod.susu x FK Lama laktasi    :
b. (a) x FK Frekuensi pemerahan  :
c. (b) x FKUmur                           :

Sapi No. 2
Prod.susu standar 4 % FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml prod.lemak)
                                                 = (0,4 x 105) + (15 x 4%)
                                                 = 42 + 0,6
                                                 = 42,6
Sapi No. 6
Prod.susu standar 4 % FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml prod.lemak)
                                                 = (0,4 x 102) + (15 x 4%)
                                                 = 40,8 + 0,6
                                                 = 41,4
Sapi No. 7
Prod.susu standar 4 % FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml prod.lemak)
                                                 = (0,4 x 69) + (15 x 4%)
                                                 = 27,6 + 0,6 
                                                 = 28,2



D. Skema Perkawinan Dan Pemerahan

1.      SAPI No. 2 (Persik 4)

Lahir tanggal 23 Desember 2011
Colostrum         Kawin  3                 Bunting                                                              Lahir                                              
Lahir 2                                                                                                          
                                                Masa Laktasi
                                                                                                                                                                                                                                                              

kering


  12      1          2          3          4         5          6          7          8          9          10        11        12



  1. SAPI No. 6 (Sapi anggrek B)

Lahir tanggal 16 Oktober 2012
            Colostrum     

Lahir              Kawin                                    Bunting                                                          Lahir
                                                            Masa Laktasi                                    
                                                                                                                          kering          
           



10           11        12        1          2          3          4          5          6          7          8          9     10



3.                  SAPI No. 7.
Lahir tanggal 6 November 2012
Colostrum     
Lahir              Kawin                            Bunting                                                       Lahir
                                                                       
                                                                                                                                    kering
                                                            Masa Laktasi




11        12        1          2          3          4          5          6          7          8          9          10   11



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini yaitu :
1.      Pemerahan sebaiknya dilakukan minimal 2x sehari.
2.      Produksi susu setiap periode laktasi berbeda-beda.
3.      Agar susu tetap terjamin kualitasnya maka harus disaring.
4.      Susu yang sudah disaring harus segera dibungkus agar terhindar dari bakteri.


5.2  Saran
Diharapkan kepada praktikan agar memperhatikan cara tutor memerah  agar pemerahan berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim .1974. Betrnak Sapi Perah. Kanisius .Yogyakarta..


Sumoprastowo dan Syarief, 1984. Ternak Perah. Yasaguna, Jakarta.

Asih, R.S. 2004,Manajemen Ternak Perah,: Universitas Mataram Press

1 komentar: