ACARA 9
“MEMERAH SUSU SAPI PERAH DAN MENGUKUR PRODUKSI SUSU DAN MEMBUNGKUS AIR
SUSU”
M.ISROK IRAJAB
B1D 010 113
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Sapi
perah adalah penghasil susu, akan tetapi proses dari pengeluaran susu tersebut
haruslah sesuai dengan kondisi sapi, dimana harus diperah dengan cepat karena
berkaitan dengan kerja hormon didalam tubuh dan juga pemerahan dilakukan harus
sampai habis air susu dalam ambing.
Biasanya
pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari semalam. Pemerahan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu pemerahan dengan tangan dan pemerahan dengan mesin.
Pemerahan dengan tangan menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan halus,
sebab kalau pekerjaan ini dilakukan dengan kasar akan buruk pengaruhnya
terhadap banyaknya susu yang dihasilkan.
Setelah susu ini
selesai diperah, maka susu tersebut harus dibungkus agar tidak terkontaminasi.
Pembungkusan susu ini bisa memakai kantong plastik ataupun kaleng.
1.2 Tujuan
praktikum
Adapun
tujuan dari praktium ini yaitu :
Praktikum ini
bertujuan Untuk mengetahui tingkat
produksi susu sapi perah dan diharapkan supaya mahasiswa mahir dalam memerah
susu sapi.
1.3 Kegunaan praktikum
Adapun kegunaan dari
prktikum ini yaitu :
Kegunaan dari
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memerah sapi dengan baik dan dan bisa
membungkus hasil perahan susu tersebut dan bias menerapkan dilapangan dan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Syarat-syarat pemerahan.
Susu yang bersih dan sehat
hanya dapat diproleh apabila syarat-syarat atau aturan pemerahan diikuti dengan
seksama.
Anonim, 1974 menyatakan bahwa
hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan air susu yang benar-benar
sehat, antara lain harus dilakukan :
1) Pemeriksaan terhadap penyakit
menular.
Pemeriksaan terhadap penyakit menular pada sapi perah yang sangat berbahaya
baik pada sapi itu sendiri maupun bagi konsumen atau orang yang minum susunya,
yakni penyakit TBC dan Berucellosis. Bakteri Brucellosis dapat menyebabkan
sakit demam ( untuk dulant fever) pada manusia dan bakteri TBC sapi menyebabkan
penyakit TBC pada anak-anak.
2) Kesehatan para pekerja
Orang yang memerah dan semua orang yang berhubungan dengan pengolahan air
susu harus betul-betul bersih.
Sebelum pemerahan dimulai, tukang perah harus :
-
Mencuci brsih-bersih, mengeringkan tangannya dan tidak menderit penyakit
menular.
-
Kuku tangan dipotong pendek-pendek, agar tidak melukai putting sapi.
3) Kebersihan sapi yang diperah
Semua kotoran yang mencemari air susu mengakibatkan air susu mudah rusak
(asam). Maka sapi yang hendak diperah harus juga bersih. Untuk itu sapi
dibersihka dari kotoran yang melekat pada tubuhnya: ekor, ambing dan putting.
Karna waktu sapi berbaring, mereka akan selalu mendapatkan kotoran yang melekat
pada tubuhnya.
4) Tempat dan alat-alat lain
Tempat atau semua alat-alat yang tersedia seperti : kaleng-kaleng, milk
can,dan botol-botol harus betul-betul bersih.
5) Pemerahan dilakukan dua kali
sehari dengan lembut
Pemerahan pada umumnya dilakukan dua kali sehari pada jam-jam yang sudah
pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut, agar sapi tidak terkejut
atau terganggu, sebab adanya kejutanpada sapi, akan biasa menurunkan produksi.
(Gambar). Tukng perah harus mencuci bersih-bersih dan mengeringkan
tangannya.(anonim 1974).
2.2. Persiapan sebelum pemerahan
Menurut
anonim, (1974) hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pemerahan antara lain :
1.
Pembersihan
kandang kotoran ataupun sisa-sisa makanan. Sebab air susu mudah menyerap
bau-bauan.
2.
Sapi
yang hendak diperah, sebaiknya diberi makanan penguat terlebih dahulu, supaya
sapi menjadi lebih tenang.
3.
Jam
pemerahan harus tetap, tak berubah-ubah.
2.3. Persiapan alat-alat pemerahan
Menurut Anonim (2008), adapun persiapan
peralatan pemerahan yang biasa dialakukan adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan
peralatan pemerahan dengan hand milking ( tangan manusia).
·
Alat-alat
pemerahan susu seperti ember susu, milken dan alat takar susu dibersihkan
dengan cara dibilas dengan air bersih dengin, diberi air sabun sambil di gosok
seluruh bagian alat tersebut, bilas dengan air bersih dingin kemudian
dibersihkan dengan air hangat.
·
Simpan
peralatan pemerahan yang telah dicuci bersih ditiriskan/dikeringkan selanjutnya
ditempatkan pada tempat yang telah disediakan.
b.
Persiapan
peralatan pemerahan dengan mesin milking (mesin pemerahan).
·
Fortable
mesin milking (mesin pemerah susu yang dapat di pindah-pindah).
-
Bersihkan
mesin perah dengan air panas pada bagian karet penyedot yang kontak langsung
dengan ambing .
-
Ember
susu, milken, dan saringan air susu dibersihkan dengan cara dibilas dengan air
bersih dengin, diberi air sabun sambil di gosok seluruh bagian alat tersebut,
bilas dengan air bersih dingin kemudian dibersihkan dengan air hangat.
-
Tiriskan
pada tempat yang telah disediakan.
·
Permanen
mesin milking ( mesin pemerah susu permanen).
-
Nyalakan
mesin pemerahan susu.
-
Siapkan
air bersih dingin, air sabun, dan air panas.
-
Celupkan
ujung pipa mesin milking secara berurutan ke dalam air bersih dingin, air sabun
dan air panas. Otomatis air tersedot ke dalam mesin milking dengan tujuan untuk
membilas, mensucihamakan dan membersihkan mesin milking dari sisa susu yang melekat
yang tertinggal hasil pemerahan sebelumnya, secara otomatis air akan keluar
pada pipa pengeluaran.
2.4. Cara/teknik pemerahan
Sumoprasbowo dan Syarief (1984)
menyatakan bahwa, pemerahan dengan mesin berbeda sekali dengan pemerahan
menggunakan tangan. Pemerahan dengan tangan menghendaki suatu pekerjaan yang
teliti dan halus. Ada 3 pemerahan dengan tangan, yaitu :
1.
Whole
hand (tangan penuh), cara ini adalah yang terbaik yaitu tangan memegang putting
dengan ibu jari dan telunjuk pada pangkalnya.
2.
Stripping
(perah jepit), putting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk yang
digeserkan dari pangkal putting kebawah sambil memijat.
3.
Knevalen
(perah pijit), cara ini sama dengan cara tangan penuh, tetapi dengan
membengkokkan ibu jari.
2.5. Gambar cara pemerahan
Sumber :
http://duniasapi.com/id/budidaya/1542-peralatan-memerah-susu-sapi.html.
(Gambar) Cara memerh dan
memegang putting dengan menggunakan kelima jari.
(Gambar) Di waktu pemerahan ,
putting tidak boleh dipegang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.
(Gambar). Pemerahan yang tepat
adalah putting sedikit menjulur di bawah kepalan tangan. Ember berada di antara
kedua lutut. Dan pada akhir pemerahan ambing perlu diurut, sehingga seluruh
susu didalamnya keluar.
BAB
III
MATERI
DAN METODE PRAKTIKUM
3.1.Tempat Dan Tanggal Praktikum
3.1.1
Tempat Praktikum
Adapun tempat praktikum Manajemen Ternak
Perah ini dilaksanakn di BIB
Banyumulek
Dunas Peternakan dan Keswan Prov. NTB
3.1.2
Tanggal Praktikum
Adapun tanggal dilaksanakannya praktikum Manajemen
Ternak Perah ini dilaksanakan pada 24,25,26 Desember 2012
3.2 Materi Praktikum
3.2.1 Alat dan bahan praktikum
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
Ø Ember susu/Milk can
Ø Literan susu
Ø Ember plastik/milk
can
Ø Kain penyaring susu
Ø Corong penyaring susu
Ø Kantong plastik teransparan kiloan
Ø Tali untuk mengikat kaki dan ekor
Ø Centong
Ø Tabel lembar kerja
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
Ø Sapi perah
Ø Minyak goreng/vaslin
Ø Air bersih
3.3 Metode Praktikum
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu :
- Sebelum melakukan pemeran,ekor sapi perah diikat pada kedua kaki belakangnya agar air susu yang dihasilkan tidak kotor oleh bulu dan kotorannya.
- Menyiapkan peralatan pemerahan yang akan dibutuhkan.
- Menyiapkan ember dan perlengkapan penampungan air susu.
- Mencuci ambing dengan menggunakan air hangat untuk meransang keluarnya air susu dan mengoles puting susu dengan minyak goring atau vaslin untuk memudahkan dalam proses pemerahan dan mengeluarkan 2-3 pancaran air susu dari ke 4 kwartil ambing sapi perah.
- Memerah ke empat putting susu dengan menggunakan tangan.
- Mencatat produksi susu tiap ekor ternak.
- Menyaring air susu yang telah diperah dengan menggunakan kain penyaring air susu, yang bertujuan untuk menyaring bulu atau sisa pakan yang terdapat pada air susu dan mengukur air susu dengan menggunakan literan susu kemudian memasukkan kedalam kantong pelastik kiloan dengan ukuran 1 litet.
- Air susu siap untuk dipasarkan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Table
produksi susu sapi perah
No. Sapi
|
Umur (Thn)
|
Masa
Laktasi
|
Periode Laktasi
|
Produksi Susu (L)
|
Produksi susu/L hari
|
Rata-Rata
|
|
||
Hari
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
|||||||
2
|
3,5
|
13 bl
|
2
|
3,6
|
3,3
|
3,6
|
10,5
|
3,5
|
|
6
|
2,5
|
2 bl
|
1
|
3,7
|
2,7
|
3,9
|
10,3
|
3,4
|
|
7
|
3-3,5
|
2,5 bl
|
I
|
2,1
|
2,8
|
2,2
|
7,1
|
2,3
|
|
Jumlah
|
|
|
|
9,4
|
8,8
|
9,7
|
27,9
|
11,2
|
4.2. Pembahasan
A. memerah susu sapi perah
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi susu
yaitu cara pemerahan , selama pemerahan yang dilakukan hanya 1 kali
sehari,pemerahan satu kali ini dilakukan karena pemberian pakan hanya satu kali
sehari terutama pemberian konsentrat yang akan memperoduksi hormon oxitosin dan pemberian hijauan 3 kali sehari yaitu pagi,siang
dan sore hari. sedangkan produksi susu akan
meningkat apabila pemerahan dilakukan minimal 2 kali sehari. Pada pemerahan kali ini
masa laktasi masing-masing ternak berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan
jumlah produksi susu. Hal lain juga yang mempengaruhi jumlah produksi susu dan
kulaitas susunya adalah cara pemerahan yang berbeda-beda dalam selang waktu
yang berdekatan
Pemerahan yang dilakukan
haruslah cepat karena berkaitan dengan hormone yang bekerja dalam mensekresikan
air susu yaitu hormone exitosin yang bekerja kurang lebih 8 menit dengan
mengatifkan hormone tersebut selama kurang lebih satu menit. Sehingga pemerahan
yang dilakukan haruslah sudah terlatih dengan konsentrasi yang tinggi dan
jadwal pemerahan yang tetap juga pemerah harus tidak berubah karena hal-hal
tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dari seekor sapi perah.
B.
Menghitung
Produksi Susu
1. Sapi No 2:
· melahirkan
tanggal 23 -12-2011
·
Rata-rata produksi susu
perhari : 3,5 L
·
Produksi susu perbulan
adalah : 30 x3,5 = 105 L
·
Periode laktasi ke 2
Estimasi produksi susu/ekor/laktasi :
1. Bulan laktasi 1= 13 → 13/100
× 105 = 13,65 l/bln
2. Bulan laktasi 2= 13 → 13/100
× 106 = 13,78 l/bln
3. Bulan laktasi 3= 12 → 12/100
× 107 = 12,84 l/bln
4. Bulan laktasi 4= 12 → 12/100
× 108 = 12,96 l/bln
5. Bulan laktasi 5= 10 → 10/100
× 109 = 10,9 l/bln
6. Bulan laktasi 6= 10 → 10/100
× 110 = 11 l/bln
7. Bulan laktasi 7= 9 → 9/100 × 111 = 9,99 l/bln
8. Bulan laktasi 8= 8 → 8/100 × 112 = 8,96 l/bln
9. Bulan laktasi 9= 7 → 7/100 × 113 = 7,96 l/bln
10. Bulan laktasi 10= 6 → 6/100
× 114 = 6,84 l/bln
2. Sapi No 6 :
·
Melahirkn tanggal 16
-10-2012
·
Rata-rata produksi susu
perhari : 3,4 L
·
Produksi susu perbulan
adalah : 30 x 3,4 = 102 L
·
Periode laktasi ke 1
1. Bulan laktasi 1= 13 → 13/100
× 102 = 13,26 l/bln
2. Bulan laktasi 2= 13 → 13/100
× 103 = 13,39 l/bln
3. Bulan laktasi 3= 12 → 12/100
× 104 = 12,48 l/bln
4. Bulan laktasi 4= 12 → 12/100
× 105 = 12,6 l/bln
5. Bulan laktasi 5= 10 → 10/100
× 106 = 10,6 l/bln
6. Bulan laktasi 6= 10 → 10/100
× 107 = 10,7 l/bln
7. Bulan laktasi 7= 9 → 9/100 × 108 = 9,72 l/bln
8. Bulan laktasi 8= 8 → 8/100 × 109 = 8,72 l/bln
9. Bulan laktasi 9= 7 → 7/100 × 110 = 7,7 l/bln
10.
Bulan laktasi 10= 6 → 6/100 × 111 = 6,66 l/bln
3. Sapi No 7:
·
Melahirkn tanggal 6
-11-2012
·
Rata-rata produksi susu
perhari : 2,3 L
·
Produksi susu perbulan
adalah : 30 x 2,3
= 69
L
·
Periode laktasi ke 1
1. Bulan laktasi 1= 13 → 13/100
× 69 = 8,97 l/bln
2. Bulan laktasi 2= 13 → 13/100
× 70 = 9,1 l/bln
3. Bulan laktasi 3= 12 → 12/100
× 71 = 8,52 l/bln
4. Bulan laktasi 4= 12 → 12/100
× 72 = 8,64 l/bln
5. Bulan laktasi 5= 10 → 10/100
× 73 = 7,3 l/bln
6. Bulan laktasi 6= 10 → 10/100
× 74 = 7,4 l/bln
7. Bulan laktasi 7= 9 → 9/100
× 75 = 6,75 l/bln
8. Bulan laktasi 8= 8 → 8/100
× 76 = 6,08 l/bln
9. Bulan laktasi 9= 7 → 7/100
× 77 = 5,39 l/bln
10. Bulan laktasi 10= 6 → 6/100
× 78 = 4,68 l/bln
C. Standarisasi Produksi susu
Untuk Mencari standarisasi produksi
susu menggunakan rumus
a. Prod.susu x FK Lama laktasi :
b. (a) x FK Frekuensi pemerahan :
c. (b) x FKUmur :
Sapi No. 2
Prod.susu standar 4 %
FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml
prod.lemak)
= (0,4 x 105) + (15 x
4%)
= 42 + 0,6
= 42,6
Sapi No. 6
Prod.susu standar 4 %
FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml
prod.lemak)
= (0,4 x 102) + (15 x
4%)
= 40,8 + 0,6
= 41,4
Sapi No. 7
Prod.susu standar 4 %
FCM) = (0,4 x jml prod.susu) + (15 x jml
prod.lemak)
= (0,4 x 69) + (15 x
4%)
= 27,6 + 0,6
= 28,2
D. Skema Perkawinan Dan
Pemerahan
1.
SAPI
No. 2 (Persik 4)
Lahir tanggal 23 Desember 2011
Colostrum
Kawin 3 Bunting
Lahir
Lahir 2
Masa
Laktasi
kering
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- SAPI No. 6 (Sapi anggrek B)
Lahir tanggal 16 Oktober 2012
Colostrum
Lahir Kawin Bunting Lahir
Masa Laktasi
kering
10
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.
SAPI No. 7.
Lahir tanggal 6 November 2012
Colostrum
Lahir Kawin Bunting Lahir
kering
Masa
Laktasi
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun
yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini yaitu :
1.
Pemerahan sebaiknya
dilakukan minimal 2x sehari.
2.
Produksi susu setiap
periode laktasi berbeda-beda.
3.
Agar susu tetap
terjamin kualitasnya maka harus disaring.
4.
Susu yang sudah
disaring harus segera dibungkus agar terhindar dari bakteri.
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan
agar memperhatikan cara tutor memerah
agar pemerahan berjalan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim .1974. Betrnak Sapi Perah. Kanisius .Yogyakarta..
Anonim.
2008. Pemerahan Dan Penanganan Air
Susu Sapi. http://dewisopiah.blogspot.com/2008/04/pemerahan-dan-penanganan-air-susu-sapi_14.html.
Sumoprastowo
dan Syarief, 1984. Ternak Perah.
Yasaguna, Jakarta.
Asih, R.S. 2004,Manajemen Ternak Perah,: Universitas Mataram Press
thnkyou
BalasHapus